• Home
  • Berita
  • GOES TO IAR (International Animal Rescue) INDONESIA, KETAPANG KALBAR

Pada hari Kamis tanggal 31 Oktober 2019 kami seluruh pengurus OSIS SMA Santo Petrus Ketapang melakukan study tour ke salah satu pusat pembelajaran yang di kenal dengan nama Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren. Pusat Pembelajaran ini berlokasi di kompleks kantor IAR (International Animal Rescue) Indonesia di jalan Ketapang-Tanjungpura, Km. 1,3 Desa Sungai Awan Kiri, RT.10 / Dusun Merbau, Kecamatan Muara Pawan Ketapang, Kalimantan Barat.

Pagi yang begitu cerah sekitar jam tujuh lebih tiga puluh menit, kami berkumpul di halaman depan sekolah guna melakukan absensi untuk mendata seluruh siswa/siswi yang siap berangkat. Setelah selesai absensi, masing-masing dari kami langsung menuju mini bus. Kami berangkat menggunakan satu mini bus dan satu buah mobil milik guru kami, dan beberapa kawan lainnya mengendarai sepeda motor mereka pribadi.

Tidak lama kemudian mobil membawa kami melaju di jalan yang tidak terlalu sepi. Ada sekitar enam belas orang yang ada dalam mobil, kami sambil bercanda gurau dan menikmati suasana pagi yang dingin. Sembari saling diskusi tentang apa yang akan kami lakukan disana nanti, yakni di Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren.

Tiga puluh menit berlalu mobil kami memasuki area kawasan IAR Indonesia. Dan sejenak kemudian mobil berhenti tepat di depan sebuah bangunan yang indah sekali terutama dari gaya bangunannya. Tidak salah lagi inilah tempat tujuan kami. Kami pun dengan tidak teratur keluar dari mobil dan didepan sana pemandangan hutan penuh dengan pepohonan terhampar luas dengan satu-satunya bangunan yaitu tempat Sir Michael Uren ini.

Pusat tempat pembelajaran ini dibangun sebagai upaya untuk meningkatkan edukasi dan penyadartahuan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup bagi masyarakat oleh karena itu IAR Indonesia mendukung untuk membangun gedung ini.

Dengan gaya bagunan yang bercorak unik dan menarik, Yu Sing sebagai arsitek kenamaan Indonesia mendesain rancangan bangunan ini terinspirasi dari rumah adat Dayak yang ada di wilayah Kalimantan.

Selain bangunan yang memanjakan mata dan pemandangan yang mengesankan Pusat Pembelajaran Michael Uren ini memiliki visi yaitu, mempertemukan komunitas lokal, sektor swasta, lembaga penelitian akademik, serta organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi manusia dan alam. Adapun misinya yaitu, membangun kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan melalui penelitian dan pendidikan untuk melindungi lingkungan dan memungkinkan pertumbuhan berkelanjutan di Kabupaten Ketapang.

Setelah sedikit berswafoto di halaman gedung, kami langsung di arahkan oleh guru kami untuk menuju ruang seminar, dimana ruang itu terletak dilantai tiga, lantai akhir dari gedung ini. Jika dilihat dari desainnya bangunan ini mirip seperti bangunan yang kebanyakan ada di China apalagi bentuk atap yang bundar menyerupai kerucut tepat pada bagian ruang seminar.

Tanpa malu-malu kami langsung duduk di kursi yang sudah disediakan dan dihadapkan pada layar infokus seperti kebanyakan ruang seminar yang pernah kami ikuti. Ternyata kami baru tahu bahwa sebelum kami mengamati semua objek yang ada di gedung ini, kami terlebih dahulu diberi materi oleh tim IAR Indonesia, yang merupakan orang-orang yang sudah dipersiapkan untuk memberi materi pada kami.

Dengan penuh semangat, kami mengikuti seminar ini, dimana tema yang disampaikan yaitu berkaitan dengan Orangutan dan lingkungan alam. IAR Indonesia sendiri yang berada di Kabupaten Ketapang lebih fokus pada rehabilitasi Orangutan dan beberapa satwa langka lainnya seperti kukang, trenggiling, beruang madu dan enggang merupakan satwa yang direhabilitasi oleh IAR Indonesia.

Setelah usai seminar kami langsung diarahkan menuju ruang-ruang yang ada di dalam gedung, banyak terdapat dokumentasi yang berkaitan dengan lingkungan dan satwa-satwa langka terutama orangutan, hampir semuannya memenuhi ruang, baik itu potret langsung dan lukisan yang indah. Kami juga dibawa untuk melihat keadaan orangutan yang ada di tempat rehabilitasi yang ada jauh di dalam hutan dari gedung ini, kami melihatnya menggunakan VR (virtual reality). Ternyata gambarnya seperti nyata dan masing-masing dari kami ketagihan untuk melihannya menggunakan VR.

Selain itu kami juga melakukan workshop yakni membuat pupuk kompos dari sampah organik termasuk sampah dedaunan. Yang paling menarik adalah bakteri yang digunakan sebagai pengurai, merupakan bakteri buatan sendiri yakni dibuat oleh kelompok petani organik IAR, yang sering dikenal dengan isolate F1 Embio.

Setelah cukup banyak mendapat materi sekaligus melakukan praktek pembuatan pupuk kompos, kami langsung menuju tempat penyaringan kotoran sapi yang nantinya akan menjadi gas alternative pengganti gas elpiji yang dikenal degan biogas yakni, untuk bahan bakar kompor gas. Bentuk dari penyaringannya lumayan rumit sehingga membuat kami bingung seperti apa proses kotoran sapi tersebut menjadi biogas.

Tapi kebingungan kami tidak berlarut-larut, karena tim petani organic IAR begitu rinci menjelaskan proses dan prosedurnya, sehingga sedikit-demi sedikit kami mulai paham dan menemukan segumpal pertanyaan dikepala kami.

Sekitar jam dua belas siang, kami semua sudah menyelesaikan workshop, dan beberapa menit kemudian salah seorang guru kami memberitahukan bahwa sekarang waktunya makan siang, kami pun bergegas mangambil tas masing-masing dan menuju ruang yang disiapkan untuk makan siang bersama. Makan siang begitu teras nikmat ditambah lagi suasana yang sejuk disekitar hutan.

Ternyata beberapa kawan lainnya ada yang tidak membawa bekal, sehingga mereka harus makan berbagi-bagi dari makanan kawan yang lain dan itu tidak mengurangi kenikmatan makanan justru malah menambah keceriaan sebab mereka makan sepiring berdua dan saling berbagi satu-sama lain.

Setelah usai makan dan sedikit beristirahat, kami lagi dan lagi tak henti-henti untuk berswafoto baik dihalaman gedung maupun didaam ruangan yang penuh dengan gambar-gambar dan lukisan.

Sekitar dua jam setelah makan dan berfoto-foto, kami pamit untuk pulang dan kembali ke sekolah, tetapi sebelum berangkat kami foto bersama seluruh peserta termasuk para guru dan tim dari IAR di halaman depan gedung. Setelah merasa cukup kami pun pamit pulang dan masing-masing kembali ke mobil dan berangkat menuju sekolah kembali.

Penulis : Yohanes Sabui (XII IPA)

 

About Author

Thomas Jojo Arico
i''m fisherman mancing adalah caraku meluapkan kesenangan.. kopi item salah satu caraku menenangkan pikiran.. lihat, dengar dan rasakan caraku menikmati keindahan..

Leave Comment

Back to top